Postingan gw udah kaya menstruasi ya bo',datengnya bulanan. Udah gitu ga jelas pula tanggal berapa?harus minum Kitul (Kiranti untuk penulis) ni. Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha *gw bukan ketawa,cuma iseng aja nulis huruf H dan A 30 kali*
Let's get the review started!
Valentine's Day gw rayakan bersama batangan-batangan. "Karaoke" bersama, "makan" bersama, kemudian nonton film of the day itself, Valentine's Day (Tidak ada perbedaan makna antara karaoke dan "karaoke". Sesungguhnya " " cuma tanda baca).
Valentine's Day sendiri adalah the most anticipating movie buat pasangan-bahagia-tapi-ganggu-lebay dan pedagang coklat serta oportunis-oportunis lainnya yang ingin mengeruk keuntungan dari budaya yahudi laknatullah ini *sirik/ngarang sejarah*.
Buat gw sendiri? umm..xixixi..lumayan gw tunggu-tunggu sih.
Ya bagaimana tidak,film ini dipenuhi bintang-bintang Hollywood yang sedang hot-hotnya,diantaranya Taylor Lautner, Taylor Lautner, Taylor Lautner (you have to mention his name three times after typing the word "hot"),Taylor Swift,Julia Roberts,Ashton Kutcher,Jessica Alba,dan bintang-bintang panas lainnya yang cukup membuat seorang remaja putri terkaing-kaing lemah begitu melihat nama mereka terpampang menjadi satu di dalam poster. Uhuk..uhuk...*batuk-batuk lelah setelah mengaing-ngaing*.
Dengan nama-nama jaminan kualitas tersebut,seharusnya film ini pun jadi jaminan mutu.
But too bad. Buat gw,film ini jaminan turu.
Buat yang udah pernah nonton "Love Actually" atau film Indonesia "Love", film ini setipe sama kedua film itu. Terdiri dari sequence-sequence dengan cerita yang berbeda tapi masih ada benang merah antar tiap sequence. Biasanya sih benang merahnya ya hubungan antar tokoh. Si A adiknya si B. Sequence 1 bercerita soal hubungan si A dan C. Sequence 2 tentang si B dan Si O,K,E,P *gangbang,bu?* yah that kind of story lah.
Kalo (menurut gw) "Love Actually" atau bahkan Love-film-Indonesia-yang-mungkin-kalian-under-estimate-kan berhasil membuat masing-masing sequence terlihat memikat dan terjalin rapi menjadi satu film cantik dan witty,Valentine's Day agak-agak gagal menurut gw.
Tiap sequence yang sebenarnya ceritanya pisah, udah dicampur-campur sama sutradaranya dengan satu tokoh. Disini tokohnya Jamie Foxx yang aktingnya ganggu sekali dan seorang anak kecil yang kecil-kecil udah double ganggu (gimana kalo tua lu,tong?). Jadi penghubung antar sequence adalah kedua ogu (orang ganggu) ini. Oke,mari kita ulas masing-masing sequence aja kali ya.
Cerita 1 - Ashton Kutcher dan Jessica Alba. Si Klise.
Keracunan klise gw, di sequence 1 ini. Seorang pria yang sederhana (pemilik toko bunga) melamar seorang wanita karier yang telah lama menjadi pacarnya. Awalnya si wanita menerima, tapi bisa ditebak, akhirnya dia berubah pikiran. Entah kenapa,dalam film-film romantis, pria baik tapi sederhana pasti selalu mencintai wanita karier haus posisi. Padahal di planet gw, tukang bunga kencannya sama tukang pot. Wanita karier muda haus posisi sama pria tua botak tak seksi pengendara mercy. Tidak believable ceritanya. Akting Ashton Kutcher di sini seperti versi Punk'd yang sudah ditegur KPI. Sok baik tapi dari matanya tetep terpancar ketengilan.
-----> Jamie Foxx muncul sebagai reporter yang mewawancara pemilik toko bunga, anak kecil ganggu muncul sebagai pembeli bunga. Kenapa kagak jadi bunganya aja ya?Jamie Foxx jadi potnya?
Cerita 2 - Jennifer Garner dan Suami Orang.Another Klise.
Ditipu sama lelaki yang sudah beristri. Dari zaman Nurlela-Sakit-Giginya juga problem ini udah ada. Dan sequence ini tidak menawarkan modus baru penjahat kelamin. Tipuan si pria masih kuno. Sequence ini cuma menampilkan wanita buta yang menolak cangkok mata.Analogi bodoh,Roid. Oh.tapi ada satu adegan yg gw suka,waktu Jennifer Garner ngamuk-ngamuk mukul hiasan valentine sampe hancur. Yeahh..gitu dong. Ga biasa. Bold. Extraordinairre. Kalo bisa mukul-mukul dada terus nari Saman. Extra ordinary banget tuh.
----> Jamie Foxx muncul di TV waktu Jennifer Garner nonton TV.Dia kan reporter bo'. Reporter gagu eh..reporter ganggu.
Cerita 3. Taylor Lautner dan Taylor Swift.Letupan Hormon.
Ini lucu. I mean at least Taylor swift tidak bermain safe. Dia keluar dari kotak. She's playing a bubly-crazy-anak-muda-norak-yang-jatuh-cinta. Yang tidak kita liat dari sosok aslinya. Some scenes terlalu dibuat-buat emang. Tapi at least, gak ngebosenin. Taylor Swift mencuri perhatian. Taylor Lautner ? (stop! kau) mencuri hatiku..hatiku. Ngga ding..eye candy doang dia mah buat menyedot perempuan-perempuan haus kelenjar hormon lelaki. He just stood there kayanya. Kaga akting.
-----> Jamie Fox hampir muncul di sini, ceritanya dia hampir mewawancarai Taylor Swift tapi ga jadi. Diganti sama asistennya. Pheww..ngerti banget sutradaranya. You can't put over-the-tops in one scene. Taylor Swift udah cukup.
Cerita 4. Anne Hathaway dan Topher Grace (Plus Jamie foxx).Quirky.
Ini salah satu sequence favorit gw.Seorang phone sex girl menjalin hubungan dengan pria yang tidak tahu pekerjaannya. Akhirnya, tersibak tabir rahasia bahwa pria itu berprofesi sebagai phone sex girl juga. Kalimat terakhir becanda ding.
Lucu. Unik ceritanya. Dipenuhi dialog-dialog bokep yang absurd. Dan entah kenapa, dialog-dialog di sequence ini terasa lebih witty dibanding sequence lain (pendapat pecinta bokep). Harusnya cerita unik seperti ini yang diperbanyak. Mungkin imajinasi gw di paragraf pertama perlu dipertimbangkan sutradara.
----> Jamie Foxx muncul lagi di TV...di toilet..di lemari..di plafon..di atap-atap..di angkot..di pasar..di kios rokok...
Cerita 5. Julia Roberts-Bradley Cooper.Simpler.
Ini juga salah satu sequence favorit gw. Ceritanya lebih "low profile" dan klasik dibanding yang lain. Cuma dua orang yang duduk sebelahan di pesawat, jadi akrab, dan (terlihat seperti) saling merayu. Namun endingnya lumayan gak ketebak dan cukup menyentuh (khusus Julia Roberts,ending Bradley Cooper agak-agak ewwwwww).
----> anak kecil ganggu ternyata pramugari di pesawat itu (bodoh kalian kalo percaya. Tapi entar anak kecil itu muncul di sini. Gw hanya gak mau spoiler)
Cerita 6. Kathy Bates - Hector Elizonce. (un)Romantic old Couple.
Entah kenapa di film-film model sequences gini,pasti ada terselip cerita tentang pasangan tua. Biasanya emang, cerita pasangan tua ini lebih berhasil membawa nuansa romantis dan menyentuh. Tapi tidak di film ini. Konfliknya juga cabul sekali dan agak dangkal serta dibuat-buat. Adegan berdansa di tengah-tengah crowd, bukannya bikin termehek-mehek, malah bikin termehuueeek-mehuuuuek.
-----> anak kecil ganggu ternyata cucu mereka. Pantes ganggu.
Cerita 7. Jessica Biel - Eric Dane - Jamie Foxx
kali ini Jamie Foxx tampil sebagai manusia. Bukan benda bermulut besar yang membawa mic kemana-mana. Di sini diceritakan Jamie Foxx sebagai pria yang tak percaya cinta. Oke,sebenarnya dari awal film udah diceritakan seperti itu, tapi baru di sequence ini ceritanya berguna. Sedangkan Jessica Biel bekerja sebagai manajer atlet yang sedang bermasalah. Diceritakan Jessica Biel juga tidak percaya cinta, bahkan dia punya acara "Benci Valentine" yang diadakan tiap tahun untuk para bujangan.
Sedangkan Eric Dane berperan sebagai atlit yang bermasalah. Gak jelas masalahnya apa. Yang jelas dia terlihat murung dan meringis sepanjang film. Mungkin karena celananya terlalu sempit. Atau otot perutnya terlalu kencang sehingga menarik urat-urat di area tertentu di bawah perut. Mungkin.
Tapi ini salah satu sequence paling ganggu. Jessica Biel diceritakan frustasi tak jelas karena pengunjung acara tahunannya nampaknya tak ada. Dia menangis dan meraung sepanjang film. Mencoba melontarkan dialog-dialog witty sambil menangis tapi yang ada gw bukan malah tercerahkan tapi ingin menyumpel mulutnya pake batangan coklat,eh..maksud gw coklat batangan.
Jamie Foxx sebagai perayu wanita diceritakan punya ketertarikan terhadap Jessica Biel dan sepanjang adegan terlihat mencoba tik-tok dengan percakapan sok witty-desperate Jessica Biel tapi lagi-lagi gw ingin menyumpal mulutnya dengan balon berbentuk belahan pantat (atau belahan pantat berbentuk balon?).
Eric Dane yang berperan sebagai atlet terlihat seperti versi laki-laki Scarlett Johansson di Lost in Translation. Murung sepanjang film. Gw fikir pas akhirnya dia buka mulut,akan keluar bahasa spanyol. Dan dijelaskan bahwa dia imigran dari Mexico dan tidak bisa bahasa Inggris sehingga sepanjang film murung dan meringis nyeri. Tapi ternyata tidak. Ternyata ada ending yang lebih mengejutkan,tonton sendiri. Tapi gw sendiri tidak terkejut dengan endingnya. Kalian pikir,apa orientasi seksual pria berotot yang suka mengenakan baju dan celana ketat serta selalu murung sepanjang film bak menstruasi?
Cerita lain
Ada dua cerita kecil lainnya. Cerita tentang sepasang anak remaja yang pengen ML pertama kali. Cukup lucu ceritanya. Tapi cuma sebentar. Dan cerita anak kecil ganggu tadi yang pengen nembak satu orang cewek. Kejam banget ya gw anak kecil dibilang ganggu. Iya,maksudnya,dia kan salah satu cute factor di film sok cute ini. Mana dia sering muncul lagi. And he's not cute at all. Aktingnya kurang natural. Dan melihat cute yang terlalu dipaksakan lebih menyakitkan daripada melihat benda besar yang ingin melesak masuk ke dalam benda kecil tapi susah. That's why gw bilang ganggu.
Sebagai benang merah, Jamie Foxx dan anak kecil ini gagal. Fail.
Valentine' Day.
Sutradara : Garry Marshall
Pemain : Julia Roberts,Ashton Kutcher,Taylor Lautner, Taylor Lautner, Taylor Lautner, Taylor Swift,dkk.
Durasi : 120 kali durasi bercinta gw.
Rating : 5,5 batangan coklat dari 10 batangan coklat. Oh..tolong bacanya dibalik ya..bukan batangan coklat,tapi coklat batangan.Malas menghapus gw.