RSS
Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)

Senin, 08 Februari 2010

Jampi (January Mupi)

Pengennya gw bahas satu-satu film yang gw tonton di bulan Januari kemaren per posting.Tapi apa daya, otak gw gak sanggup. Jadi gw runutin aja ya film-filmnya beserta review singkatnya.Yang paling atas most favourite,yang terbawah least favourite. Ingat,favourite. Jadi ini personal,subjektif. Kalo penilaian lu beda sama gw,yaaa..wajar.

And oh..please ignore the title. Memang sangat-sanat corny sekali itu judul. Blog ini memang sudah corny sih..tp gw tetep merasa perlu minta maaf karena ke-corny-an judul di atas sudah melampaui batas.Nanti gw kebiri itu judul. Tenang saja..

oke..let's start the countdown


13. Edge of Darkness


Bercerita tentang usaha seorang detektif untuk menguak misteri pembunuhan putri kandungnya. Dimainkan oleh aktor gaek, Mel Gibson. Sudah lama memang si abah yang satu ini tidak berakting di layar lebar,terakhir dia malah menjadi Lady Rocker tahun 80'an, dan mengganti namanya menjadi Mel Shandy (corny #2,Roid).

Setelah menonton filmnya, gw berkesimpulan film ini jelas bukan film jelek. Maksudnya secara teknis,akting,skrip,sinematografi,geografi,kaligrafi, and that kind of alien's name lah. Tapi gw juga memvonis,film ini membosankan sekali. Gw mengantuk sepanjang film. Maunya mengajak kita memecahkan teka-teki,tapi gw sama sekali tidak penasaran. Belum lagi ditambah dialog-dialog panjang membosankan. Lengkaplah sudah penderitaan gw menontonnya.

Menonton film ini seperti bermain detektif-detektifan bersama penghuni panti jompo. Peralatannya cuma peta, teka-tekinya cuma: "Di manakah rumah nenek?", musuhnya cuma serigala ngondek,gak serem,dan sepanjang perjalanan terpaksa mendengarkan ocehan kakek-kakek yang membosankan.


12. Did You Hear about The Morgans


Dimainkan oleh Sarah Jessica Parker dan Hugh Grant. Bercerita tentang sepasang suami istri yg sedang mengalami masalah pernikahan dan tanpa disengaja keduanya menjadi saksi pembunuhan. Untuk keselamatan mereka, oleh polisi mereka diasingkan ke sebuah desa di pelosok Amerika. Bisa ditebak. di desa inilah kehidupan pernikahan mereka mulai membaik. Dan akhirnya Sarah Jessica Parker menjadi guru mengaji bagi anak-anak sekitar,dan Hugh Grant berdagang beras.

Gw sangat-sangat berharap kalimat terakhir benar-benar terjadi. At least,ada surprise di film ini. Soalnya film ini sendiri yah..sebangsa film-film romantic comedy sejenis lah ya. Don't expect too much. Oh,dont get me wrong. I love romantic comedy. Tapi yang bener-bener romantic, dan berkomedi (meaning = lucu =ada momen2 yang membuat gw tertawa). Dan film ini fail aja gitu sbg romantic comedy. Tak sweet dan romantis, and the joke didnt work on me pula. Ditambah bad acting dari Sarah Jessica Parker.Lengkaplah sudah gagalnya. Tapi at least film ini ga semembosankan film di ataslah.


11. Tooth Fairy


Bercerita tentang Pemain hoki gaek (diperankan The Rock) yang sangat sarkas terhadap mimpi. Mimpi itu bullshit,begitu katanya. Sebagai hukuman karena telah menghancurkan mimpi-mimpi anak kecil,dunia peri mengharuskannya menjadi peri gigi (tooth fairy) selama waktu tak terbatas sampai dia menyadari kesalahannya.

Tasteless.Joke-jokenya hampir saja terjun menjadi semurahan The Love Guru- Mike Myers. Instead of ngakak, gw tertawa meringis melihat adegan-adegan yang berusaha keras sekali melucu. Tapi karena usahanya yg keras sekali itu, beberapa adegan memang ada yang berhasil jadi lucu. Gw jadi berasa bayi yang digoda om-om deh. Om-om itu udah melet,monyong-monyongin muka, jungkir balik,kayang,gw gak ketawa-ketawa. Akhirnya setelah percobaan monyong ke 200 kali, gw ketawa juga,itupun cuma ngikik kecil. Yah,seperti itulah kira-kira.



OH..GAWDDDD!! kalo gw nulis sinopsisnya segala kapan selesainya ini posting??? Sampe Saiful Jamal ngaku Homo juga gak bakal selesai ini postiiing. Arrrgghh...bodooooh semuaaaa...sempaaaakkkk....let's make it quick! *pembaca blog ketakutan sampai terkencing-kencing karena penulisnya gila*


Nomor 10. Case 39.

Ceritanya mirip Orphan. Tentang anak kecil psycho. Tapi kali ini pake unsur2 mistis segala atau hipnotis,ga tau ga jelas juga. Anak kecilnya kalah serem sama Esther Orphan. Kalo ketemu Esther, ni anak kecil pasti digaplok dan di silet-silet mulutnya sama Esther karena gagal se-bitchy dia. "Eh..dongo..ga asik banget gaya lu..lu dukun..anak setan..atau apa? Kagak jelas banget dah.Udah gitu kurang meyakinkan lagi. Cara lu ngebunuh juga ketebak. Ga serem.Bego. Sini bibir lu gw silet-silet", begitu mungkin kata Esther.Bagus Esther. Sini om kasih lolipop.





09. Nine

Paling sebel kalo orang yang habis nonton film ini berkomentar,"Filmnya bagooooos banget.Aaaarrrhh baguuuuus dehhhh. *orang gila* Yah..untuk yang gak suka film musikal emang membingungkan dan berat sih *udah gila terus sombong*". Hellooooo?sok banget lu. Berasa pinter hanya karena suka film yang sedikit beda.Palingan film musikal yg lu tonton baru Nine dan Satria Bergitar. Ya iyalaaah bagus,lu ngebandingin Penelope Cruz sama Yati Octavia *Roid mulai gila*

Nine film musikal paling membosankan yg pernah gw tonton.Kurang extavaganza. Kurang wah.Nyanyian dan musiknya kurang memikat. Filmnya lambat. Membosankan parah. Oke,endingnya lumayan bagus. Tapi setelah 2 jam siksaan,ending juga gak menolong. Nine,gak dapet ponten sembilan.Lima aja.


RT 03/RW.01.No.08. Hari untuk Amanda


Agak bias memang. Standar dan harapan diturunkan ketika menonton film ini. Jadinya surprised ketika ternyata,filmnya tak sejelek yang dibayangkan. Filmnya dipenuhi adegan dua orang yang ngobrol sepanjang perjalanan. Agak susah kan ngebuat film seperti itu jadi tidak membosankan. Tapi sutradaranya lumayan berhasil. Pemeran utama wanitanya cukup meyakinkan aktingnya. Si cowo juga. Not bad.






7. Sherlock Holmes

Agak aneh melihat Sherlock Holmes cerewet dan menjadi cassanova, berbeda seperti di novelnya. Memang filmnya seru, tapi terasa terlalu dibuat-dibuat dan di-badboy-badboy-kan, serta di sok-asik-sok-asikkan. Maklumlah sutradaranya Guy Ritchie. Terbiasa membuat film bad boy dan sok asik macam Lock Stock and Two Smoking Barrels (film ini asik beneran tapi,u know what i meanlah dengan sok asik). Tampaknya, gaya penyutradaraannya di film sebelumnya tertular di film ini. personally, gw kurang suka. Sherlock Holmesnya jadi annoying dan beberapa adegan terasa terlalu dibuat-buat.


6. Princess and The Frog



Dulu waktu kecil, gw pernah ketipu sama film Pangeran Kodok,yang dimainkan Doyok dan Kadir. Gw pikir film kerajaan-kerajaan romantis gitu. Doyok jadi pangeran kodok,Kadir jadi pedagang suike. Ternyata filmnya adalah film komedi nggak lucu yang ga ada hubungannya sama kodok.

Dan Princess and The Frog juga menipu gw. Gw pikir tentang dongeng klise itu, putri cantik yang mencium kodok dan akhirnya si kodok jadi pangeran.Tapi ternyata ceritanya dimodifikasi. Dua-duanya,si pangeran dan putri,jadi kodok. Terus putrinya kulit item pula. Tadinya gw trauma,ketipu dua kali euy sama film kodok-kodokan. Tapi ternyata kali ini ketipu yang menyenangkan.Malah Modifikasi ceritanya yang membuat fim ini menarik. Jadi nggak ketebak (walaupun teteplah endingnya ketebak happily ever after,namanya juga film Disney). Dan yang paling penting, film ini lucu sekali. Karena agak males ya ngeliat film kartun yang serius. Ngapain jauh-jauh ke bioskop kalo gitu? Tonton aja Pansus century di TVone. Kartun nggak lucu kan itu? (Jiaaaaahhh...sok kritis dia).


5. 3 Idiots

3 Idiots memang film India. Tapi nggak ada adegan yang melibatkan pohon,kuil, patung dewa, dan perut-berlemak-ada-varisesnya-dikit-bekas-ngelahirin milik Sri Devi atau adegan klise khas film India lainnya. Film ini beda. Lucu. Sedih.Semua jadi satu. Dan yang paling penting, banyak pesan positif soal pendidikan dan persahabatan didalamnya. Oh,cinematografinya juga perlu diberikan pujian.

Tapi namanya juga india ya booo, kafir mereka kalo nggak lebay. Banyak sekali adegan lebay di film ini. Belum lagi, tokoh utamanya yang serba bisa dan serba sempurna. Dan jokenya masih banyak yang terlalu indialah. Yah...ala-ala menertawakan kebodohan orang gitulah. Not my cup of tea. It's a good movie but not that goodlah sampe perlu ditonton berkali-kali *menyindir orang-orang yang over praise sama film ini*. But then again, ini masalah selera sih ya.


4. New York I Love You

Serupa dengan Paris,J'etaime,film ini merupakan kumpulan cerita pendek dari beberapa sutradara yang mengambil latar kota New York.

Ambience. Gw suka ambience film ini. Terasa..umm..oddly romantic.Ini subjectif memang. Tapi gw selalu suka film berlatar kota besar. Tambahkan score dan lagu indie/jazzy romantis. Beri dialog-dialog witty dan lucu. Terus bermainlah dengan shoot-shoot aneh tp cantik. Maka mata gw akan terpaku ke layar tanpa berkedip.

Begitu kelar nonton film ini, gw langsung berdecak...wow..bagus banget. Terus Siska nanya, "favorit lu yang mana?". "Oh,gw suka yg cerita tentang pasangan tua sama ibu-ibu yang mau bunuh diri itu",jawab gw kenes. "Gw nggak ngerti yang ibu-ibu bunuh diri itu",kata Siska. "Iya,gw juga nggak ngerti sebenernya",jawab gw.Siska memutar bola mata.

Iya, ambience film sepenting itu buat gw. Kalo gw udah terbawa ambience filmnya, kadang-kadang cerita seabsurd apapun gw ga peduli. Film ini berhasi membuat gw tersenyum-senyum, merasa mambo jambo, tertawa, sedih,sedikit horny,puas. Great journey.


3. Up in The Air


Gw potong titit kalo film ini ga menang best adapted screen play di Oscar tahun ini. Udah. itu aja komen tentang film ini.


2. An Education

Bercerita tentang seorang perempuan cerdas yang rela putus sekolah hanya karena pengen nikah. Pendidikan penting,begitu premisnya (yg gw tangkep gitu sih). Dengan pesan sebasi itu, film ini tidak terjebak bercerita seperti sinetron Haryati di TVRI, menggurui. Film ini lancar saja mengalir,mengikuti perjalanan si pemeran wanita itu (yg diperankan ciamik sekali oleh Carey Mulligan). Semua pemain berakting bagus sekali. Dialog-dialognya natural. Menyenangkanlah menontonnya.






1. Rumah Dara

Enak kaaaan?? Menjadi line film Indonesia paling populer tahun ini (padahal baru Januari udah sok berani memvonis). Oh..tak menyangka Indonesia bisa membuat slasher sebagus ini. Bahkan lebih bagus dari beberapa film Hollywood. Ya..ya..ya..pola ceritanya sama seperti film slasher lainnya ya. Sekelompok orang dibunuh satu-satu dan pada akhirnya yang selamat cuma seorang cewe (rata-rata slasher kan emang gitu ceritanya).

Tapi Rumah Dara menjadi sangat istimewa karena dia berhasil membuat film dengan pola yang sudah ketebak itu,menjadi tetap menegangkan dan membuat kita menunggu-nunggu endingnya (padahal dalam hati udah tau, yang selamat pasti si doski). Tak ada yang lebih mengasyikkan daripada merasakan adrenaline terpacu ketika menonton sebuah film. Seperti naik roller coaster selama 2 jam tp cuma bayar 15 ribu (ketauan pelit,ga pernah beli popcorn,nonton di bioskop pinggiran). Kalo udah gitu, beberapa teka-teki yang gak terjawab di film ini,jadi gw abaikan (kaya kenapa mereka jadi pembunuh,apa ada unsur mistis kok mereka bisa hidup beratus tahun lamanya,dll). Gw gak peduli ah sejarah tentang roller coaster ini, yang penting gw dibawa melaju kencang, adrenaline gw dipacu,asyik. Ribet banget nyari tau darimana asalnya roller coaster.Bayar,pulang,puas (lu nonton film apa ke Saritem,Id?).